Pada penetapan kawasan strategis, Tinanggea ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan ekonomi berupa kawasan minapolitan. Selain itu dalam Sistem Pusat Kegiatan Kabupaten, KPPN Kolonedale berada pada Pusat Pelayanan Kawasan (PKK) Tinanggea dan terdapat pengembangan Terminal Tipe C dan Pelabuhan Pelayaran Rakyat yaitu Pelabuhan Ngapaha, Bungun Permai dan Wadonggo.
Kecamatan Tinanggea ditetapkan sebagai Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) yang terdiri dari 13 (tiga belas) Desa dan 1 (satu) Kelurahan. Berikut merupakan rincian desan dan kelurahan yang masuk dalam KPPN Tinanggea (Kab. Konawe Selatan):
- Desa Roraya
- Desa Lapoa
- Desa Asingi
- Desa Telutu Jaya
- Desa Bomba - Bomba
- Desa Lanowulu
- Desa Akuni
- Desa Lasuai
- Desa Tatangge
- Desa Panggoosi
- Desa Bungin Permai
- Desa Wundumbolo
- Desa Tororeku
- Kelurahan Tinanggea
JALAN
Sebagian besar permukaan jalan yang melintasi KPPN Tinanggea masih berupa tanah, namu ada sebagian jalan yang sudah di aspal dan sebagian kecil menggunakan konstruksi beton. Jalan usaha tani termasuk dalam jalan yang belum diperkeras. Selain itu, akses jalan menuju area tambak juga belum memadai.
SUMBER DAYA AIR DAN IRIGASI
Telah tersedia Daerah Irigasi dan sumur bor di beberapa titik di KPPN Tinanggea untuk memenuhi keperluan irigasi sawah. Namun, saluran irigasi yang ada sebagian besar masih berdinding tanah serta adanya masalah yang mana saluran irigasi yang ditimbun oleh jalan akses pertambangan di Desa Lasuai. Pada beberapa titik, terjadi kekurangan pasokan air, sehingga harus dibantu dengan mesin pompa pada sungai.
AIR BERSIH
Belum terdapat jaringan perpipaan dari mata air, sehingga sumber air yang digunakan masyarakat sebagian bersumber dari sumur tak terlindungi dan beberapa masyarakat di desa - desa pesisir harus membeli air bersih. Sumur bor yang ada tidak bisa digunakan karena kualitas air kurang baik untuk dikonsumsi.
SANITASI
Mayoritas masyarakat telah memiliki fasilitas jamban sendiri, namun sebagian belum memiliki jamban dan sebagian kecil menggunakan jamban umum. Selain itu, belum ada sistem pengolahan limbah terpusat (offsite) maupun fasilitas IPAL komunal.
AIR LIMBAH DAN DRAINASE
Prasarana drainase belum tersedia sehingga saluran drainase air limbah digunakan sekaligus dengan saluran drainase jalan yang juga minim. Air limbah rumah tangga sebagian dibuang ke pekarangan dan sebagian dibuang ke selokan.
PERSAMPAHAN
Pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat berupa menimbun sampah di pekarangan maupun membakar sampah di pekarangan rumah atau di lahan kosong. Fasilitas pewadahan sampah hanya tersedia di pinggir jalan kawasan komersial dan di pusat pemerintahan desa maupun kecamatan.
ENERGI LISTRIK
Energi listrik yang bersumber pada PLN telah melayani mayoritas masyarakat yang ada, sebagian kecil masyarakat yang belum terlayani adalah masyarakat yang bermukim di tengah areal tambak.
TELEKOMUNIKASI
Seluruh desa di KPPN Tinanggea telah terjangkau sinyal telekomunikasi dan internet.
PENDIDIKAN
Layanan pendidikan di KPPN Tinanggea telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan fasilitas, guru dan tenaga pendidikan pada jenjang Taman Kanak - Kanak hingga jenjang Sekolah Menengah Atas da Madrasah Aliyah
KESEHATAN
Penyediaan fasilitas berupa tenaga kesehatan, alat kesehatan dan obat - obatan di KPPN Tinanggea masih minim, begitu pula dengan belum tersedianya fasilitas Puskesmas. Sedangkan fasilitas bangunan Pustu, Poskesdes dan Posyandu yang ada dalam kondisi rusak dan beberapa sudah tidak digunakan.
PEREKONOMIAN
Keberadaan toko dan warung telah tersebar di semua desa dengan jumlah keseluruhan 322 unit. Selain itu, terdapat 1 unit pasar permanen di Desa Lapoa dan 2 unit pasar non-permanen yang berada di Desa Roraya dan Kelurahan Tinanggea.
PERMUKIMAN
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang ada di KPPN Tinanggea berjumlah 476 unit yang tersebar di semua desa. Jumlah terbanyak ada di Desa Roraya sebanyak 188 unit dan paling sedikit ada di Desa Panggoosi sebanyak 3 unit.
PEMERINTAHAN
Fasilitas kantor pemerintahan desa maupun kelurahan dan kecamatan telah tersedia, begitu juga dengan kantor TNI Angkatan Darat dan kantor Polsek. Namun, beberapa fasilitas kantor pemerintahan desa mengalami kerusakan.
KPPN Tinanggea memiliki beberapa kegiatan seperti komoditas pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Komoditas unggulan untuk pertanian adalah padi sawah dengan jumlah produksi sebesar 879 ton pertahun dengan luas lahan tanam 1.870,6 Ha. Kelapa menjadi komoditas unggulan untuk perkebunan dengan produksi 1600 ton pertahun dengan luas lahan tanam 1000 Ha. Sedangkan komoditas unggulan untuk perikanan adalah ikan bandeng dan udang dengan jumlah produksi 8800 ton dan komoditas unggulan untuk peternakan adalah sapi sebanyak 4.138 ton.
Selain memiliki potensi pertanian, perkebunan, perikanan danpeternakan, KPPN Tinanggea juga memiliki potensi berupa Ekowisata Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dan Wisata Kampung Air Suku Bajo. Ekowisata Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menyajikan keragaman lansekap, flora fauna serta aktivitas sosial budaya seperti Hutan Pendidikan Tatangge, Rawa Aopa, Muara Mangrove Lanowulu, Savana Lanowulu dan Hutan Pendidikan Mandu - Mandula. Sedangkan Wisata Kampung Air Suku Bajo merupakan kampung permukiman yang berdiri di atas laut dan mayoritas dihuni oleh Suku Bajo.