Jalan
Kondisi jalan lingkungan masih menggunakan material sirtu/kerikil dan sebagian masih jalan tanah dengan kondisi drainase yang dibentuk dengan galian tanah serta jembatan pelintasan sungai kecil atau drainase masih terbuat dari jembatan kayu yang sifatnya sementara karena hanya terbuat dari kayu-kayu sisa olahan atau batang-batang kayu. Pada saat musim hujan, beberapa ruas jalan digenangi air sehingga kondisinya berlumpur dan sulit dilalui.
Aksesibilitas menuju Pusat KPPN Towuti yaitu Desa Mahalona dapat dicapai melalui jalur udara dan darat dengan 2 alternatif, yaitu:
- Alternatif 1 (Jalur Transportasi Udara): Jalur ini menggunakan pesawat udara dari Jakarta–Makassar–Soroako. Pesawat dengan rute Makassar–Soroako menggunakan pesawat udara berkapasitas 20 orang dengan frekuensi penerbangan sekali dalam sehari, meskipun sarana transportasi ini lebih mengutamakan pelayanan bagi masyarakat industri di sekitar kawasan pertambangan PT. Inco, T.bk dalam waktu tempuh ±45 menit. Dari Soroako ke Mahalona melalui Wawondula (Ibukota Kecamatan Towuti) menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua melalui jalur darat yang berjarak ±30 km dalam waktu 1-2 jam dan dari Wawondula ke Mahalona menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua.
- Alternatif 2 (Jalur Transportasi Darat): Jalur ini menggunakan pesawat udara dari Jakarta ke Makassar. Dari Makassar ke Malili (Ibukota KabupatenLuwu Timur) menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak 581 km dan ditempuh selama 10-12 jam. Dari Kota Malili ke Desa Mahalona yang berjarak 70 km menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dengan waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam. Waktu tempuh ini agak lama jika dibandingkan dengan waktu normal jika semua jalan beraspal karena ±20 km dari Kota Wawondula menuju Desa Mahalona belum beraspal dengan kondisi jalan kerikil melalui beberapa bukit dan lembah. Jalan ini agak sulit dilalui jika hujan, karena licin dan terdapat genangan air disekitarnya.
Sarana dan Prasarana Sumberdaya Air
Pembangunan sarana dan prasarana sumberdaya air di KPPN Towuti diwujudkan melalui pengembangan dan pengelolaan embung/waduk/bendungan dan jaringan irigasi.
- Embung/Waduk/Bendungan: Jumlah embung di KPPN Towuti sebanyak 3 buah embung dan 2 buah bendungan yaitu Bendungan Bantilang dan Bendungan Sungai Lamonto.
- Jaringan Irigasi: Daerah Irigasi di KPPN Towuti Kabupaten Luwu Timur ada sebanyak 8 Daerah Irigasi dengan dengan panjang 343,3 Km.
Permukiman
Pola penyebaran permukiman di KPPN Towuti pada umumnya mengelompok, acak dan mengikuti jaringan jalan. Terdapat permukiman tidak layak huni sebanyak 1.107 unit rumah yang tersebar di Desa Bantilang, Desa Mahalona, Desa Libukang Mandiri dan Desa Kalosi.
Air Bersih
Penyediaan dan Pengelolaan air bersih pada kawasan KPPN Towuti dengan sistem jaringan non-perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh penduduk. Pelayanan air bersih dengan sistem non-perpipaan adalah sistem pemenuhan kebutuhan air yang diperoleh langsung dari sumbernya, tanpa melalui jaringan penyaluran/pipa. Sumber air bersih non-perpipaan berasal dari air tanah dan air permukaan yang dimanfaatkan dengan pembuatan sumur gali. Kualitas air bersih yang digunakan rata-rata berkualitascukup baik, karena kondisi air tanah dan sumber-sumber air pada kawasan ini rata-rata berkualitas baik.
Air Limbah Domestik
Sebagian besar pembuangan limbah cair rumah tangga di KPPN Towuti melalui saluran selokan terbuka atau langsung ke sungai. Sebagian kecil melalui proses pengeolahan limbah cair domestik dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
- Sistem pembuangan air limbah yang berasal dari toilet dialirkan ke dalam septic tank (tangki septik) dan air limpasan dari tangki septik diresapkan ke dalam tanah atau dibuang ke saluran umum.
- Air limbah non toilet yang berasal dari mandi, cuci dan buangan dapur dibuang langsung ke saluran umum/sungai.
Persampahan
Secara umum, sumber sampah pada kawasan perumahan dan permukiman KPPN Towuti adalah sampah rumah tangga dengan sistem pembuangan sampah On-Site yaitu sistem pembuangan sampah dengan cara dibuang di lokasi sekitar tempat tinggal, yang biasanya dilakukan dengan dibakar atau ditimbun. Sistem ini masih memungkinkan untuk kawasan permukiman yang belum padat karena lahan yang tersedia cukup luas, jumlah sampah tidak terlalu besar dan dapat dikerjakan secara individu.
Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Wilayah KPPN Towuti terdiri atas sarana kesehatan berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes, dan Prakter Dokter. Jumlah sarana kesehatan terbanyak di Wilayah KPPN Towuti adalah pos kesdes yaitu sebanyak 12 unit.
Energi
Pada umumnya KPPN Towuti belum mendapat pasokan listrik dari PLN, sehingga generator adalah satu-satunya sumber energi listrik di KPPN Towuti, sedangkan untuk PLTA hanya melayani Desa Bantilang, Buangin, dan Loeha.
Khususnya pada Desa Mahalona yang kemampuannya sangat terbatas, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk mendukung aktifitas ekonomi masyarakat.
Kapasitas pelayanan generator ini hanya empat jam yaitu sejak pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIB, itupun belum semua rumah warga bisa terlayani karena hanya dimiliki oleh beberapa warga sehingga warga lainnya hanya bergantung pada pemiliki generator. Jaringan listrik yang digunakan pun sangat sederhana dengan menggunakan tiang kayu dan kabel jaringan listrik seadanya. Kondisi ini selain tingkat pelayanan yang sangat terbatas, aspek keamanan jaringannya juga tidak terjamin. Padahal dalam kawasan ini dilintasi oleh 3 (tiga) sungai dan di sekitarnya terdapat 2 (dua) danau sehingga sangat potensial untuk pengembangan sumber energi listrik dengan model Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pelayanan energi listrik di KPPN Towuti direncanakan akan dilayani PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) yang sumbernya dari Pembangkit Listrik Tenaga Air yang sudah dikembangkan oleh Pemerintah dan PT. INCO. Selain itu akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) mengingat di sekitar lokasi tersebut terdapat 3 sungai yang potensial untuk pengembangan sumber daya energi listrik.
Pada umumnya pekerjaan penduduk di KPPN Towuti adalah petani dengan komoditas khusus yang telah dikembangkan adalah padi dan lada. Selain potensi di sektor pertanian dan perkebunan, KPPN Towuti juga berpotensi di sektor pariwisata yaitu pariwisata yang telah dikembangkan adalah pariwisata Danau Towuti.
Pertanian
Sub sektor pertanian tanaman pangan terutama tanaman pangan padi merupakan salah satu lapangan usaha yang ada di KPPN Towuti Kabupaten Luwu Timur. Produksi padi pada tahun 2015 di Kecamatan Towuti mencapai 15.304,99 ton dengan luas panen 2.545 Ha.
Komoditas lada sebagai salah satu sektor unggulan di Kabupaten Luwu Timur, dimana Kecamatan Towuti penyumbang terbesar. Kontribusi produksi lada di KPPN Towuti ±1.957,86 Ton atau sekitar 65,54% dari total produksi lada di Kabupaten Luwu Timur. Jenis Merica yang ditanam penduduk di Desa Loeha, Ranteangin, Bantilang dan Mahalona merupakan varitas unggulan pertanian dan bibit lokal yang dibibit sendiri oleh para petani.
Pariwisata
Dikawasan KPPN Towuti terdapat 3 buah danau yang strategis yaitu Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Mahalona yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi wahana wisata alam danau yang tidak saja untuk masyarakat lokal tapi jika dikelola dengan baik dapat mengundang minat wisatawan domestik dan bahkan mancanegara.
Danau Towuti di Luwu Timur merupakan salah satu danau purba di dunia dengan umur mencapai jutaan tahun, Umur danau diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun yang lalu. Danau Towuti juga merupakan danau terbesar di Sulawesi Selatan. Danau Towuti juga merupakan danau air tawar terbesar kedua se-Indonesia setelah danau Toba di Sumatera Utara. Danau yang memiliki kedalaman maksimal 203 meter ini berada di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Danau tersebut berada di Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Towoti yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) provini Sulawesi Selatan yang berada di bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Karena merupakan danau yang dilindungi, kawasan ini menjadi sangat teratur dan terjaga. Keindahan Alam yang bisa kita lihat saat mengunjungi Danau Towuti berupa bentangan air yang biru dengan latar belakang perbukitan dan memiliki kurang lebih 14 jenis ikan tawar endemik Sulawesi. Danau Towuti ini juga terdapat banyak jenis anggrek epifit di pepohonan, dan pohon Macadamia hildebrandii yang endemik di Sulawesi.